Dari Nada Jadi Makna Mengubah Pendidikan Lewat Musik dan Karakter
Sekilasinfo.my.id-Siapa
sangka, dari sekadar bermain suara dan bernyanyi sejak kecil, seorang pria asal
Yogyakarta bernama Odhi Pratama berhasil mengubah seni vokal menjadi gerakan
pendidikan yang berdampak luas. Melalui lembaga yang didirikan yakni Maizan Vocal Management (MVM). Odhi
membuktikan bahwa musik bukan hanya hiburan semata. Lebih dari itu, musik bisa
menjadi sarana membangun karakter, kepercayaan diri, dan prestasi anak-anak
Indonesia.
Kisahnya yang penuh dedikasi dan inovasi ini
pun mengantarkannya menjadi salah satu penerima SATU Indonesia Awards dari
Astra, penghargaan bergengsi bagi anak muda yang berkontribusi nyata untuk negeri.
Namun, di balik gemerlap prestasi itu, perjalanan Odhi dimulai dari sesuatu
yang sangat sederhana: kecintaannya pada dunia musik dan keyakinan bahwa
pendidikan terbaik bisa datang dari hal yang menyenangkan.
Awal Mula:
Dari Hobi Bernyanyi Jadi Jalan Hidup
Odhi Pratama sudah akrab dengan dunia musik
sejak usia tiga tahun. Dia tumbuh
dengan lingkungan yang mendukung kreativitas dan seni. Dari kecil, Odhi gemar bernyanyi dan tampil di berbagai
kegiatan sekolah maupun lingkungan sekitar. Bakat alami itu terus diasah hingga
akhirnya membawanya ke jalur pendidikan formal di bidang musik.
Setelah menempuh studi S1 dan S2 di
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan fokus pada Pendidikan Seni Musik,
Odhi semakin yakin bahwa musik bukan sekadar hiburan. Dia melihat ada potensi besar dalam dunia vokal, bukan
hanya untuk melatih kemampuan suara, tetapi juga sebagai sarana mendidik
karakter dan mental anak-anak.
Bagi Odhi, bernyanyi adalah cara belajar
hidup. Anak-anak yang bernyanyi belajar disiplin dari latihan rutin, belajar
empati dari harmoni dalam paduan suara, dan belajar percaya diri saat berdiri
di atas panggung. Pemikiran sederhana ini akhirnya menjadi pondasi lahirnya
Maizan Vocal Management (MVM) pada tahun 2018.
Lahirnya
Maizan Vocal Management
Didirikan di Yogyakarta, Maizan Vocal
Management (MVM) lahir dari keinginan Odhi untuk membawa pendidikan musik ke
ranah yang lebih luas dan berdampak. Jika umumnya tempat kursus vokal hanya
berfokus pada teknik suara dan performa, MVM hadir dengan konsep yang berbeda:
menggabungkan edukasi, manajemen diri, dan pengembangan karakter.
Melalui MVM, Odhi ingin anak-anak tidak hanya
bisa bernyanyi dengan baik, tetapi juga memahami pentingnya tanggung jawab,
kerja sama tim, dan manajemen diri. Dia ingin mencetak generasi yang bukan
sekadar pandai bernyanyi, tetapi juga memiliki mental tangguh dan jiwa
kepemimpinan.
Dari sinilah lahir berbagai program di bawah
MVM, termasuk Gita Maizan Children’s Choir (GMCC), sebuah paduan suara
anak-anak yang beranggotakan siswa dari berbagai sekolah di Yogyakarta. Di
bawah bimbingan Odhi dan timnya, GMCC tumbuh menjadi wadah ekspresi dan
pembelajaran yang luar biasa. Mereka tidak hanya tampil di berbagai acara
lokal, tetapi juga sukses menorehkan prestasi hingga ke tingkat nasional dan
internasional.
Bayangkan, dari sebuah ruang latihan sederhana
di kota pelajar, lahir anak-anak yang mampu tampil di panggung besar dengan
percaya diri. Inilah salah satu bukti nyata bahwa pendidikan berbasis seni
dapat membentuk karakter dan prestasi.
Filosofi
Pendidikan Lewat Musik
Menurut Odhi, pendidikan lewat seni vokal
memiliki kekuatan besar dalam membentuk kepribadian anak. Melalui musik,
anak-anak belajar nilai-nilai kehidupan yang tidak selalu diajarkan di ruang kelas. Di MVM,
mereka belajar:
- Disiplin dan konsistensi: karena latihan vokal menuntut keteraturan dan komitmen.
- Kerja sama dan empati: karena harmoni hanya bisa tercipta jika setiap anggota memahami peran dan mendengarkan satu sama lain.
- Percaya diri dan berani tampil: kualitas penting untuk menghadapi dunia luar dan tantangan masa depan.
Dengan pendekatan ini, MVM menjadi lebih dari
sekadar tempat kursus vokal. Dia telah menjelma menjadi pusat pendidikan
karakter berbasis seni. Filosofi ini pula yang membuat karya dan dedikasi Odhi
diakui hingga tingkat nasional.
Mengenal
Astra SATU Indonesia Awards
Pada tahun 2020, Odhi Pratama terpilih sebagai
penerima SATU Indonesia Awards kategori Pendidikan. Penghargaan ini diberikan
oleh PT Astra International Tbk, sebuah perusahaan nasional yang memiliki
komitmen kuat terhadap pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Apa itu SATU
Indonesia Awards?
SATU Indonesia Awards adalah singkatan dari
Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards. Program ini digagas sejak
tahun 2010 sebagai bentuk apresiasi Astra kepada anak-anak muda Indonesia yang
memiliki kontribusi nyata untuk masyarakat di berbagai bidang, yakni:
- Kesehatan
- Pendidikan
- Lingkungan
- Kewirausahaan
- Teknologi
- Kategori kelompok dan kategori khusus.
Melalui penghargaan ini, Astra ingin
menumbuhkan semangat generasi muda untuk “memberi manfaat bagi bangsa dan
sesama.” Para penerima penghargaan tidak hanya mendapatkan dana apresiasi dan
pendampingan program, tetapi juga kesempatan berjejaring dengan para inspirator
dari berbagai daerah di Indonesia.
Tujuan SATU
Indonesia Awards
Tujuan utama dari penghargaan ini adalah
mendorong lahirnya inovator sosial muda yang mampu menciptakan perubahan
positif di lingkungan masing-masing. Astra percaya, perubahan besar berawal
dari langkah kecil dari individu yang memiliki semangat dan konsistensi tinggi
untuk berbuat baik.
Dan di mata dewan juri, Odhi Pratama adalah
salah satu contoh nyata dari semangat itu. Dia tidak hanya mengajarkan anak-anak bernyanyi,
tetapi juga menanamkan nilai kehidupan melalui musik.
Tantangan di
Balik Harmoni
Membangun lembaga pendidikan vokal seperti MVM
tentu bukan perkara mudah. Odhi mengakui bahwa sejak awal, banyak tantangan
yang dihadapi. Mulai dari keterbatasan fasilitas di sekolah, kurangnya dukungan
finansial, hingga pandemi COVID-19 yang sempat membuat seluruh aktivitas
latihan dan paduan suara terhenti.
Namun, semangat Odhi tidak padam. Dia justru melihat situasi itu sebagai peluang
untuk berinovasi. Bersama timnya, ia beralih ke sistem latihan online dan
hybrid, menciptakan kelas vokal digital agar anak-anak tetap bisa belajar meski
dari rumah.
Adaptasi ini membuahkan hasil luar biasa. MVM
bukan hanya bertahan, tetapi justru semakin berkembang di masa pandemi. Banyak
orang tua merasa terbantu karena anak-anak mereka tetap memiliki ruang untuk
berkarya dan bersosialisasi secara positif di tengah keterbatasan.
Lebih dari
Sekadar Kelas Menyanyi
Salah satu keunikan dari Maizan Vocal
Management adalah konsep “vocal management” itu sendiri. Di sini, setiap
peserta tidak hanya belajar teknik bernyanyi, tetapi juga manajemen diri dan
mental.
Beberapa hal yang diajarkan di MVM antara lain:
- Cara mempersiapkan diri sebelum tampil di atas panggung.
- Mengatur waktu antara latihan dan kegiatan akademik.
- Menjaga kesehatan suara dan tubuh agar performa optimal.
- Menghargai teman satu tim dan bekerja dalam harmoni.
Melalui pendekatan ini, anak-anak tidak hanya
menjadi penyanyi yang baik, tetapi juga individu yang matang secara emosional
dan sosial. Mereka belajar bahwa menjadi bintang bukan soal sorotan lampu, tetapi
tentang kerja keras, tanggung jawab, dan kejujuran pada diri sendiri.
Dampak Nyata
di Sekolah dan Masyarakat
Lewat kerja sama dengan berbagai sekolah di
Yogyakarta, MVM telah membantu banyak institusi membangun dan melatih paduan
suara. Hasilnya sangat terasa. Banyak sekolah yang dulunya tidak memiliki
kegiatan seni kini mampu menjuarai lomba tingkat kota, provinsi, bahkan
nasional.
Namun, bagi Odhi, kemenangan terbesar bukanlah
trofi, melainkan perubahan sikap dan kepercayaan diri anak-anak. Dia sering menyaksikan anak yang awalnya pemalu
dan tidak berani bicara di depan kelas, kini mampu berdiri tegak di atas
panggung sambil tersenyum bangga.
Efek domino pun terasa di lingkungan sekolah
dan keluarga. Sekolah menjadi lebih hidup, kegiatan ekstrakurikuler semakin
berwarna, dan para orang tua merasa bangga melihat anak-anak mereka berkembang
lewat dunia seni.
Dari
Yogyakarta ke Dunia
Kiprah MVM kini tidak hanya dikenal di
Yogyakarta, tetapi juga mengharumkan nama Indonesia di tingkat internasional.
Beberapa tim paduan suara binaan Odhi telah tampil dalam kompetisi luar negeri
dan meraih penghargaan yang membanggakan.
Tentu saja, semua ini bukan hasil kerja
semalam. Diperlukan proses panjang, dedikasi tinggi, dan cinta yang besar
terhadap dunia pendidikan. Namun di balik setiap latihan dan setiap lagu yang
dinyanyikan, tersimpan nilai-nilai yang jauh lebih penting: keberanian, kebersamaan,
dan kebahagiaan.
“Kalau anak-anak bisa percaya diri, punya
karakter yang kuat, dan bahagia saat bernyanyi, itu kemenangan sesungguhnya,”
ujar Odhi dalam salah satu wawancaranya.
Inspirasi
untuk Generasi Muda dan Sekolah
Dari perjalanan Odhi, kita belajar bahwa
pendidikan tidak harus selalu kaku dan formal. Justru, kadang hal-hal sederhana
seperti menyanyi bisa menjadi alat ampuh untuk membentuk generasi yang cerdas
dan berkarakter.
Untuk para guru dan sekolah, kisah Odhi menjadi pengingat bahwa:
- Program seni dapat menjadi bagian penting dari sistem pendidikan.
- Kegiatan ekstrakurikuler bisa berprestasi jika dikelola dengan baik.
- Seni vokal bisa menjadi media efektif untuk pendidikan karakter.
Sementara bagi generasi muda, perjalanan Odhi
membuktikan bahwa passion bisa menjadi jalan hidup, asal dijalani dengan
konsisten dan dengan hati.
Penutup: Suara
yang Tak Sekadar Didengar, tetapi Dirasakan
Kisah Odhi Pratama dan Maizan Vocal Management
adalah bukti bahwa pendidikan bisa datang dari mana saja, bahkan dari nada dan
lagu. Dari Yogyakarta, suaranya kini menggema ke seluruh Indonesia, membawa
pesan bahwa setiap anak punya suara yang pantas didengar dan dihargai.
Berkat dedikasinya, banyak anak kini berani
bernyanyi, tampil, dan menemukan versi terbaik dari dirinya sendiri. Odhi telah
menunjukkan bahwa pendidikan sejati bukan hanya tentang angka dan nilai,
melainkan tentang membantu anak menemukan “nada” dalam hidupnya.
Sebuah harmoni yang lahir dari ketulusan,
kerja keras, dan cinta terhadap sesama. inilah semangat yang menjadikan Odhi
Pratama layak disebut penerima SATU Indonesia Awards, dan lebih dari itu,
penerang bagi masa depan pendidikan Indonesia.
#APA2025-ISB


Komentar
Posting Komentar